Sumber: Google |
Dulu sekali sebelum Negara ini merdeka, Indonesia sangat menderita. Terkungkung oleh penjajah, terkurung dalam penderitaan. Sampai akhirnya kita merdeka. Dan itu bukanlah hal yang mudah untuk mendapatkan itu semua. Presiden pertama kita, Bung Karno, berjuang keras agar Negara kepulauan ini menjadi kesatuan, bersatu menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menyatukan masyarakat Indonesia ini agar menjadi satu bukanlah hal yang mudah, Bung Karno membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk melakukan itu semua. Teknologi yang minim tidak mengurangi niat beliau.
Dengan`mengunggulkan satu kalimat bhineka tunggal ika (berbeda-beda tapi satu juga), Bung Karno mencapai harapannya. Sampai saat kalimat itu terus diwariskan kepada anak cucu, sampai masuk dalam pelajaran sewaktu kita sekolah dasar.
Saat ini apakah kalimat bhineka tunggal ika masih dilestarikan kepada kita? Melihat bukti yang ada di beberapa tahun belakangan ini, tidak bisa dibilang kita menerapkan kalimat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Tahun 2011 lalu, kita melihat banyak sekali Organisasi Masyarakat (Ormas) yang membawa agamanya melakukan kekerasan kepada agama lain, juga kaum lain. Itu membuat kaum minoritas merasa dirinya tidak aman hidup di Negara ini. Padahal mereka memiliki hal untuk hidup nyaman, tanpa rasa was-was, dan tertindas.
Aku percaya setiap agama mengajarkan rasa toleransi, dan juga memahami. Seandainya ajaran itu dipahami dengan baik, tidak mungkin kekerasan seperti itu terjadi. Dan kita masih bisa berbicara dengan baik, hingga mencapai hasil mufakat yang sama-sama menguntungkan, dan tidak ada yang merasa dirugikan.
Para pejuang kita yang memperjuangkan Indonesia ini, pasti sedih jika kekerasan terus terjadi. Untuk apa mereka berjuang mempertaruhkan nyawa untuk bersatu, jika penerus mereka malah memecahnya? Mari mulai sekarang tumbuhkan rasa toleransi, agar kita hidup penuh kasih.
0 Komentar