Kontrofersi Arah Kiblat

Beberapa minggu yang lalu kita dihebohkan dengan berita yang menjelaskan bahwa arah kiblat telah berubah. Kiblat merupakan salah satu syarat sah shalat karena Rasulullah saw. bersabda “Jika engkau hendak mengerjakan shalat, maka sempurnakanlah wudhumu lalu menghadaplah ke kiblat, kemudian bertakbirlah.” (HR. Bukhari no. 6251 dan Muslim no. 912).
Pada saat pertama kali Nabi saw. shalat beliau menghadap kiblat kearah baitulmakdis (berada di Jerusalem,Israel) selama enam belas bulan, hal ini dibuktikan dengan turunnya surat Al Baqarah ayat 144 yang berbunyi “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidilharam itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”. Dan kemudian arah kiblat berubah ke Mekkah sampai sekarang ini.
Tapi sekarang kita dibingungkan oleh arah kiblat dari Indonesia ke Mekkah yang katanya salah. Memang perbedaan satu derajat saja sangat fatal jaraknya, namun kita mendapat keringanan untuk tidak menghadap kiblat. Seperti orang sakit sehingga tidak bisa mengarahkan badannya kearah kiblat, orang yang telah mencari arah kiblat tetapi tetap salah arah kiblatnya, dan musafir yang sedang berkendara jauh sehingga tidak mungkin baginya untuk menghadap kiblat.
Kita berusaha untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Walaupun dari dulu sampai sekarang mungkin arah kiblat kita salah, yakinlah bahwa seluruh shalat serta amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT karena kita hanya umat yang penuh dengan kesalahan dan hanya Dia lah Yang Maha Benar.
Previous
Next Post »
1 Komentar
avatar

hahha pengalaman pribadi di sanggabuana ya..hoho

Balas