Tips, Kiat, Cara Mendaki Gunung. (Beda daripada yang Lain)

Tulisan ini sebenarnya sudah direncanakan setahun yang lalu, tapi karena berbagai alasan dan kepentingan, akhirnya baru bisa dieksekusi sekarang. Awalnya, akan dibuat setelah tulisan perjalanan menuju Gunung Ciremai dari Jakarta (jalur yang ditempuh, biaya, medannya). Rencana itu batal pula karena sudah setahun yang lalu. Aku lupa soal biaya, apa yang dibutuhkan, jalur, dan lainnya. Lagipula, sudah banyak tulisan mengenai itu.

Sebenarnya tips apa yang dibutuhkan dan trik agar mudah mendaki gunung juga sudah banyak. Tapi kalau kalian sudah baca tulisan ini, pasti ada yang beda. kiat-kiat ini dijelaskan berdasarkan pengalamanku saja. Dengan dibuat tulisan ini bukan berarti aku anak gunung. Aku cuma pencari kenikmatan dari pengalaman baru atas perjalanan yang diajak teman saja. Mungkin nanti ada cara pergi ke Bali dari Jakarta dengan murah. Tapi itu nanti. Aku tidak tahu kapan, tapi tunggu saja.

Di puncak Gunung Ciremai. (Narsis dikit boleh kan)

Tidak usah banyak pendahuluan kali yah. Baik, ini dia tips mendaki gunung:

1. Bawa kanebo. Aku sih menyebutnya kain ajaib karena bisa digunakan apa saja. Selain itu kain ini mudah dibersihkan dan cepat kering. Contohnya di saat membersihkan alat-alat masak, mengeluarkan air yang masuk ke tenda, dan berhubungan dengan air lainnya. Untuk kamu yang peduli lingkungan, kanebo benar-benar berguna karena sangat mengurangi penggunaan tisu. Kanebo juga bisa menjadi handuk untuk mandi darurat. Tapi jangan pakai setelah membersihkan bahan masakan, nanti salah satu bagian tubuh kamu bisa panas.

2. Bawa makanan yang siap dimasak. Bagiku, ini sangat penting. Naik gunung itu butuh energi yang besar. Oleh karena itu harus disiapkan pula makan yang bergizi. Biasanya mie instan selalu jadi makanan favorit. Tidak masalah sih, karena bau kuah mie itu benar-benar selalu membuat perut keroncongan. Tapi kan tidak mungkin setiap hari makan mie. Kamu bisa membawa makanan yang sudah siap dimasak dari rumah. Jadi saat waktu makan, tidak perlu buang waktu seperti motong ayam lalu diungkap dulu. (ya kali mau bawa ayam hidup).

3. Goreng makanan cepat saji terlebih dahulu dari rumah. Kalau kamu bawa sosis, naget, atau sejenisnya, aku sarankan (harus malah) dimasak dahulu dari rumah. Kenapa? Karena cuaca di gunung itu sangat dingin. Ketika makanan yang menggunakan pengawet itu panas di jalan, lalu berubah hawa menjadi dingin saat di gunung, akan menyebabkan makanan itu basi atau basah sehingga tidak layak dimakan.

4. Simpan telur di tempat yang keras. Biasanya para pendaki tidak mau bawa banyak telur karena takut pecah. Ada cara bagi yang sangat suka telur dan membawanya saat mendaki. Kamu bisa taruh telur di nesting dengan dicampur beras. Biasanya meski sudah dicampur akan tetap pecah jika berasnya terlalu penuh dan telurnya banyak. Kamu bisa masukkan dua hingga telur saja di situ. Jika mau lebih banyak di nesting, bungkus telur dengan koran untuk menjadi bantalan ketika bergerak.

5. Gunakan air yang banyak saat masak nasi. Banyak pendaki yang selalu gagal masak nasi. Contohnya gosong. Kalau tidak gosong, nasinya keras seperti rasa beras. Ada dua pilihan di sini. Kalau di gunung tersedia banyak air, kamu bisa mengaduk terus nasi itu sambil memasukkan air hingga matang. Kalau air sedikit, saat nasi bagian bawah sudah matang, matikan kompor dan tutup nasi dan wadah itu hingga matang dengan sendirinya. Cara kedua ini agak lebih sulit karena harus punya perasaan. Bagi yang tidak peka dengan pasangannya, akan lebih sulit lagi. (kalimat terakhir ga lucu).

6. Buatlah tenda di rumput yang tanahnya sedikit menurun. Berdasarkan pengalamanku, memasang tenda di rumbut berguna saat hujan turun. Karena biasanya tanah akan basah dan depan tenda pasti akan becek. Rumput ini bisa menjadi penghalang dan penyerap air.

7. Pasang garam di sekitar rumput. Ini sih biar makin aman. Kita tidak tahu hewan jenis apa yang ada di sekitar. Minimal kalau ada ular, doi bisa pergi karena garam yang kita tabur itu.

8. Tenda ditinggal. Bagi yang tidak kuat tapi sudah di tengah perjalanan, memasang tenda di tempat yang bagus saat sudah tak bertenaga bisa jadi opsi terakhir untuk menuju puncak. Jangan takut barang dicuri karena kecil kemungkinan ada maling. Siapa juga yang mau repot-repot gulung tenda yang berat lalu dibawa turun. Cuma orang yang tidak punya kerjaan yang akan melakukan itu.

9. Minum air hujan jika turun hujan. Kondisi ini adalah yang terburuk, seperti saat di Ciremai yang tidak ada air. Itu terjadi saat aku turun menuju tenda setelah mencapai puncak. Persediaan air sudah habis dan aku sudah sangat tidak kuat berjalan. Minum tetesan air hujan yang mengenai daun hujan membuat energi kembali muncul. Tapi kalau punya banyak air cara ini tidak perlu dilakukan

10. Pakai kaos kaki. Ini tips terakhir yang sangat penting. Baik itu menggunakan sandal atau sepatu gunung akan berakibat lecet pada bagian kaki. Ini bisa dikurangi dengan memakai kaos kaki. Kalau kamu menggunakan sepatu, pakai kaos kaki yang lebih tinggi karena luka akibat gesekan lebih sering terjadi pada ujung leher sepatu. Kalau menggunakan sandal, jangan ikat sandal terlalu keras. Pasang sandal yang sedang-sedang saja.

Ini sih kiat-kiat yang bisa aku berikan. Sisanya pasti sudah banyak ada di internet dan teman-teman kamu yang pernah mendaki sudah tahu. Semoga memuaskan. Kalau tidak puas, silakan cari kepuasan sendiri karena aku bukan pemuas. #apasih.

Previous
Next Post »
0 Komentar