Mengenal Kehidupan Sebuah Pohon


Ternyata banyak sekali cerita yang terjadi oleh sebuah pohon, hal ini seperti yang dirasakan oleh Baba dan Kimi, sebuah pohon aksara yang cukup rindang, tempatnya yang begitu strategis membuat semua orang suka akan menikmati sejuknya udara di siang hari, dan indahnya pemandangan dikala senja.
Pengalaman yang dia alami bukan karena mereka (Baba dan Kimi) bisa hidup seperti manusia, tetapi karena mereka bisa menyaksikan kehidupan manusia yang terjadi di sekitar mereka. Seperti Mila, gadis belia sekitar lima tahun  dan teman bermainnya seumuran dengan Mila, yang suka menguncir rambutnya diikat dengan karet berwarna ungu.
Dan Mila lah yang memberikan nama Baba dan Kimi ke mereka, sebelumya mereka tidak memiiki nama. Walaupun nama yang aneh, tapi mereka mulai membiasakan dengan nama itu. Karena Cuma Mila yang perhatian kepada pohon itu karena ia sering bermain dengan temannya di bawah pohon rindang bersama terik mentari.
Disana juga mereka sering melihat dari kejauhan segerombolan anak kecil yang sedang bermain, manusia menyebut permainan itu dengan sebutan sepak bola. Setelah bocah itu bermain sepak bola, mereka juga selalu melepas lelah mereka di bawah Baba dan Kimi. Dari sekian gerombolan itu, Baba dan Kimi hanya mengenal seorang komandan dari kumpulan itu, dan sahabat karibnya yang terlihat tampan.
Ternyata sang komandan bersaudara kandung dengan Mila, mereka menyebutnya dengan sebutan ‘kakak’ dan ‘adik’. Walupun komandan terlihat garang dan berwibawa terhadap kawan-kawannya, tetapi ia sangat menyayangi adiknya itu.
Suatu malam terjadi sebuah kejadian yang sangat memilukan. Sebuah rumah terbakar, dan usut-diusut ternyata penghuni dari rumah itu adalah komandan dan adiknya. Adik selamat dengan luka bakar di lengan kirinya, akan tetapi Kakak tak bisa tertolong karena terjebak api dan tertimpa reruntuhan rumah yang sebagian besar barbahan kayu.
Dari kejadian itu Baba dan Kimi merasakan yang namanya kehilangan. Mereka mengetahui bagaimana perasaan sedih karena ditinggali seorang komandan yang selalu bermain di bawah mereka setelah selesai bermain sepak bola. Baba pun tak mau kehilangan Mimi karena teman bicara Baba hanyalah Kimi, begitu pula sebaliknya.
Saat tak ada kehidupan, Baba menyatakan keinginannya kepada Kimi bahwa ia sangat ingin menjadi menusia, dan ia bercita-cita untuk bisa memliki kehidupan seperti manusia yang bisa bergerak, kemudian makan, lalu bermain. Namun pohon hanyalah pohon, dan ia tak bisa melakukan apa-apa kecuali hanya berhayal.
Kejadian yang tak diinginkan itu pun terjadi lagi, kali ini Baba harus kehilangan teman mengobrolnya, Kimi. Ada seseorang yang sangat tidak menyukai Kimi sehingga ia ditebang. Untungnya ketua Rukun Tetangga (RT) di sana mengetahui hal itu, kalau tidak, Baba pun akan habis ditebangnya.
Setelah kejadian itu Baba tak punya teman, ia sekarang kesepian. Dan akhirnya ia mengerti betapa sulitnya menjadi manusia, karena manusia selalu memiliki masalah yang tak ada habisnya. Dan bersyukurlah dengan apa yang telah diberikan oleh Tuhan. Walaupun pohon hanyalah pohon, tapi kehidupan pun tetap ia rasakan.
Previous
Next Post »
4 Komentar
avatar

kurang dari 15ribu, itu juga dapet pas bazar buku, banyak baca dong

Balas
avatar

brarti bku lama yak? pinjem jah deh.. hha :D

Balas
avatar

tu pnya tmn gw, gw aja minjem, hohohohoohhoo, lu pnya ga buku?

Balas