Biografi Khalifah Rasulullah; Ali bin Abu Thalib


Bagi orang yang pengetahuan agamanya minim seperti aku, mengetahui sejarah para Khalifah itu penting. Aku harus tahu bagaimana mereka yang berjuang di jalan Allah di saat dan setelah Nabi Muhammad Saw wafat. Jangankan soal itu, hal paling remeh seperti urutan siapa yang menjadi pemimpin umat Islam juga aku tidak tahu.

Di buku Biografi Khalifah Rasulullah ini aku dibingungkan mana yang harus dibaca duluan. Tentunya khalifah pertama agar mengetahui alur cerita pasca nabi wafat. Jelas dalam bundelan itu tertera urutannya. Tapi entah mengapa aku salah urut. Hingga akhirnya aku mulai baca dari khalifah yang paling akhir. Ya, dia Ali bin Abu Thalib menjadi awal bacaan.

Awalnya tidak ada yang salah dan aneh saat aku baca. Halaman pertama masih menceritakan silsilah Ali juga bagaimana dia mengikuti jejak Rasulullah. Dia juga yang masih satu keturunan dengan Nabi karena memiliki kakek yang sama. Sampai aku merasa ada yang ganjil pada proses Ali yang diangkat menjadi khalifah umat.

Aku baru sadar kalau yang aku baca ini salah. Ali bukanlah khalifah yang pertama. Sungguh bodoh. Bukti bahwa pengetahuan agama aku masih kurang dan sangat minim. Padahal sepertiga bacaan sudah aku lewati. Kok bisa telat paham padahal dalam satu bundel buku tersebut sudah tertulis urutannya.


Nasi sudah menjadi bubur. Ya sudah aku lanjutkan saja bacaannya. Setelah ini aku akan baca sesuai urutan. Berarti susunan yang aku baca dari khalifah keempat, pertama, kedua, dan terakhir ketiga. Tinggal diingat saja kisah hidup Ali ini. Nanti akan tergambar rangkaian ceritanya.

Sebagaimana biografi pada umumnya, pasti penulis akan menceritakan hal yang baik tentang orang yang ditulis. Aku tidak perlu menggambarkan kembali kebaikan sahabat nabi ini, karena tidak perlu diragukan amal perbuatannya. Tidak mungkin para khalifah dibaiat menjadi panglima rakyat kalau dia memiliki satu kesalahan sekecilpun.

Di antara keempat buku, tulisan soal Ali yang paling sedikit pembagian babnya. Hanya dua bab yang tertulis dengan beberapa sub bagian. Buku ini juga paling jelas dan banyak melukiskan perjalanan hidup Ali dari bersama Rasulullah hingga dia wafat.

Pada bab pertama penulis lebih menggambarkan sejarah, sifat, keutaman hingga Ali diangkat menjadi Khalifah. Lebih dari setengah halaman dituliskan di sini. Sisanya dihabiskan pada perang-perang yang ada saat masa Ali hingga akhirnya dia wafat. Dari total 238 halaman, 128 untuk bab pertama. Selebihnya untuk bab kedua.

Hal yang paling menarik dari biografi Ali yang ditulis di sini adalah saat dia diangkat menjadi khalifah. Setelah terbunuhnya Ustman, Walikota Madinah mencari siapa yang layak menjadi pemimpin selanjutnya. Penduduk mesir meminta Ali untuk menempati singgasana kekhalifahan. Sayang Ali menolak dan menghindar (hal. 83).

Masih pada kejadian yang sama, penduduk Bashrah mencari siapa yang telah membunuh Ustman dan harus bertanggung jawab atas kematiannya. Lagi-lagi para sahabat ditemui untuk menjadi penerus Ustman dan mencari pelaku pembunuhnya. Akan tetapi mereka juga seperti Ali yang tidak mau. Mereka merasa tidak layak dan cocok menjadi pemimpin.

Penulis menggambarkan bagaimana kondisi saat itu cukup mencekam. Di ujung ancaman kepada warga Madinah yang akan dibunuh, orang-orang menghampiri Ali dan berkata untuk membaiatnya. Ali tetap bersikeras menolak. Ali menyuruh untuk mencari orang lain. 

Alasannya karena Ali mau hidup dengan tenang. Dia merasa akan menghadapi masalah yang besar jika menjadi khalifah. Menjadi pemimpin merupakan tugas yang berat baginya. Akan tetapi setelah mendapat bujukan dari berbagai kaum, akhirnya Ali menerima tanggung jawab tersebut.

Itu adalah sepenggal kisah yang ada dalam buku Kisah Hidup Ali bin Abu Thalib. Di akhir buku dikisahkan bagaimana Ali meninggal. Berbeda dengan khalifah sebelumnya, Ali meninggal karena sakit tua, bukan dibunuh. Dijelaskan pula tidak ada lagi khalifah setelah Ali. Itu tertera dalam sabda Nabi Muhammad Saw. Bagi kamu yang penasaran, silakan baca bukunya.


Previous
Next Post »
0 Komentar