Biografi Khalifah Rasulullah; Abu Bakar ash Shiddiq

Tulisan sebelumnya

Setelah salah memahami urutan Khalifah Umat Islam dan berpengaruh pada buku awal yang dibaca, kali ini aku sudah berada di jalan yang benar. Pasca menamatkan satu buku, aku memulai memahami sejarah khalifah dari yang pertama kali dibaiat. Sekarang akan aku tulis ringkasan Kisah Hidup Abu Bakar Ash Shiddiq.

Berbeda dengan buku yang aku baca sebelumnya, kali ini penulis lebih banyak menulis sub judul pada masing-masing bab. Tapi jumlah bab yang ada tidak berbeda, yakni dua bagian. Pembaca yang buta kisah hidup Abu Bakar, akan lebih mudah menggambarkan hidup Abu Bakar hanya dalam satu buku dengan melihat setiap sub.

Penulis memulai tulisannya dengan menceritakan keutamaan Abu Bakar. Apa saja yang dia lakukan selama hidup. Melukiskan bagaimana dia sangat taat kepada Allah serta pandangannya terhadap dunia. Juga kemuliannya yang jika dibandingkan dengan semua umat Islam saat ini tidak ada apa-apanya. Di akhir bab, pembaca diberikan sedikit kisi-kisi sesaat sebelum Abu Bakar didapuk menjadi khalifah.

Sifat-sifat para khalifah memang tidak bisa diragukan lagi. Itulah sebabnya bagi aku, itu tidak menjadi sesuatu yang wah di dalam tulisan. Memang aku merasa malu dan sangat berdosa karena aku tidak akan pernah bisa melakukan kebaikan seperti Abu Bakar dengan segala amal dan perbuatannya. Terlepas dari itu semua, ada kisah yang lebih seru dari sekadar menulis sifat para khalifah.

Lalu mana yang paling seru? Buat aku adalah pada bagian Nabi Muhammad Saw wafat. Umat Islam saat itu terlelap jauh ke dalam duka. Mereka menangis sejadi-jadinya. Hawa sedih menyelimuti tanah Arab saat itu. Hanya satu yang tetap tegar. Dialah Abu Bakar Ash Sidik. Dia pula yang menyadarkan orang-orang yang tersedu.

Abu Bakar berkata, “Barang siapa meyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad telah mati. Barang siapa menyembah Allah maka sesungguhnya Allah Mahahidup tidak akan mati. Allah berfirman (Q.S: al-Imran ayat 144): Dan Muhammad tidak lain hanyalah seorang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kalian berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa berbalik maka dia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit juga, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersukur. (halaman 83).

Aku merinding membaca halaman tersebut membayangkan hidup pada jaman nabi. Jika dalam posisi itu, mungkin aku juga salah satu orang yang menangis paling keras karena ditinggal seorang utusan Tuhan. Aku juga pasti bakal lupa bahwa Muhammad hanyalah manusia biasa seperti aku, bukanlah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi ini.

Setelah mendengar ucapan Abu Bakar, mereka yang berduka tersadar. Mereka ingat kembali dengan surat Imran yang diwahyukan Allah kepada nabi. Keteguhan Abu Bakar buat aku tidak bisa disandingkan dengan siapapun. Masalah selanjutnya adalah hari-hari setelah Rasulullah wafat.

Keimanan semua orang diuji di sini. Siapa saja yang benar-benar yakin bahwa Islam adalah agamanya dan akan menjalankan sariat Islam dimulai. Nyatanya banyak orang yang kembali menyembah patung dan melakukan kejahatan. Mereka hanya memeluk Islam karena Muhammad bukan Allah. Zakat pun dilupakan. Abu Bakar pula yang kembali menegakkan pembayaran zakat.

Pemilihan Abu Bakar menjadi khalifah juga menjadi salah satu yang buat aku menegangkan. Penggambaran suasana dengan perdebatan yang sengit tersaji di sini. Pada akhir kesimpulan, Abu Bakar dipilih menjadi pemimpin.

Oh iya, menurut aku ini juga penting. Pada kepemimpinan Abu Bakar dia yang memerintahkan al-Quran dikumpulkan menjadi satu buku. Alasannya karena banyak terjadi peperangan yang memakan para penghapal quran. Memang ini tidak ada pada masa Nabi, tapi penting dilakukan agar tidak terjadi kepunahan al-Quran.

Membicarakan soal perang, buku ini banyak sekali melukiskan perang pada jaman Abu Bakar. Ini membuat sejarah tentang Abu Bakar sendiri terlupakan. Sangat sayang memang. Untuk aku yang ingin tahu soal Abu Bakar, ini cukup merugikan karena ditulis hampir setengah buku.

Akan tetapi secara keseluruhan buku ini cukup untuk kamu yang ingin mengetahui kisah soal Abu Bakar. Aku juga tidak bisa menulis banyak soal isi buku tersebut. Karena kalau banyak-banyak, bukan resensi namanya, tapi menulis ulang. Akhir tulisan ini, aku sampaikan selamat membaca.
Previous
Next Post »
0 Komentar