Biografi Khalifah Rasulullah; Umar bin Khatab


Setiap kali membaca buku, hal yang pertama yang aku lakukan adalah melihat daftar isinya. Ini dilakukan agar aku mengetahui isi keseluruhan dalam buku dalam waktu singkat. Aku bisa menggambarkan seperti apa jalan cerita yang penulis lakukan dari situ. Melihat buku Kisah Hidup Umar bin Khatab dimulai  dari daftar isi, aku merasakan bacaan yang sangat tersusun rapi.

Oh iya, sebenarnya bukan membaca daftar isi yang aku lakukan awal kali, tapi mencium setiap lembar dengan mengibaskannya dekat hidung. Aneh memang. Tapi ini merupakan candu tersendiri. Aku yakin banyak pecinta buku yang melakukan demikian.

Seperti yang sudah aku tulis di atas, buku yang menuliskan kisah Khalifah Nabi ketiga ini menurutku terbaik dibandingkan lainnya. Juara dalam sisi alur cerita dan pembagian tema. Pembaca akan dibuat kembali di masa lalu dan tidak harus melompat dan mengingat bagian yang terpisah. Kali ini penulis menceritakan sahabat nabi dengan urut mulai dari sebelum memeluk Islam hingga akhirnya wafat.

Memang buku ini tidak terlalu tebal. Hampir sama dengan lainnya, jumlah halamannya sekitar 250. Penulis membagi ke dalam tiga bab. Tidak puas hanya sampai di situ, masing-masing bab memiliki sub bab. Di setiap sub bab memiliki judul tersendiri. Makanya pembahasan satu peristiwa tidak lebih dari lima halaman. Di sinilah bagi orang yang masih sangat buta dengan cerita Umar, pasti dapat tergambar hanya dalam melihat daftar isinya.

Awal tulisan diceritakan Umar yang merupakan keturunan bangsawan Quraisy. Dia orang yang pandai, terutama dalam baca tulis. Itu sebabnya orang yang pertama kali diberi gelar Amirul Mukminin atau Pemimpin Orang beriman ini dipercaya Rasul untuk menulis surat pada negara atau pimpinan lain.

Saking pintarnya, dia menerima Muhammad sebagai Rasul Allah setelah menggali info lebih dalam dan menyaksikannya sendiri. Awalnya Umar tidak percaya dan beranggapan bahwa Muhammad gila. Tapi dengan kecerdasannya, akhirnya dia menerima itu. Karena tidak banyak orang menerima hal yang baru apalagi dalam hal keyakinan. Menjelang akhir bab pertama digambarnya detik-detik saat Umar diangkat menjadi Khalifah kedua.

Di bagian kedua penulis menceritakan perang-perang yang ada pada masa Khalifah Umar. Ini sebenarnya tidak berbeda dengan tulisan yang lain. Hanya saja aku sangat menyukai tulisannya. Penulis lebih menggunakan gaya cerita novel. Pembaca akan terbayang pada saat pertempuran itu dan dibuat masuk dan ikut dalam pertempuran tersebut. Inilah bagian yang paling aku suka. Sejarah yang dibuat dengan cara sangat ringan.

Sebenarnya bukan hanya di perperangan saja dibuat layaknya novel, tapi setelahnya sampai habis tulisan dibuat demikian. Pembaca akan dibuat penasaran di setiap tulisan dan dibuat tidak akan pernah mau berhenti membaca hingga tanpa sadar bahwa cerita sudah hampir tamat.

Di akhir buku, tergambar detik-detik mangkatnya sang Khalifah. Pada akhirnya kebencian dan dendam tidak akan pernah hilang. Umar ditusuk dengan pedang ketika sedang mengimami salat. Orang itu adalah yang menaruh benci karena saudaranya telah mati dalam perang. Kehilangan orang yang dicintai memang sulit untuk diikhlasi. Dari dulu hingga kini pun begitu. Sebuah cerita yang diakhiri dengan sedih nan sadis.

Kalau saja apa yang aku tulis ini masih kurang greget dengan penggambarannya, coba kamu baca sendiri. Aku memang sengaja tidak menulis secara detail keseluruhan isi buku biar orang yang membaca ini penasaran lalu mencari bukunya. Bagi kamu yang akhirnya memang penasaran, sila cari bukunya. Bagi yang tidak, berarti apa yang aku tulis masih belum begitu bagus menarik minat orang.
Previous
Next Post »
0 Komentar