Judul :Cerita Dante
Penulis : Stefani Hid
Penyunting : A Ariobimo Nusantara
Cetakan : 2006
Penerbit : PT Grasindo
Tebal : 126 Hlm
Dalam cerita ini terdapat banyak pemain. Tetapi hanya ada tiga pemain utama, Mei Fung, Chen-Chen dan Angkoso. Mei Fung adalah seorang penyanyi kafe, Chen-Chen merupakan dokter yang juga pacar Mei Fung. Dan Angkoso adalah mahasiswa di sebuah Universitas Swasta di Surabaya.
Penulis : Stefani Hid
Penyunting : A Ariobimo Nusantara
Cetakan : 2006
Penerbit : PT Grasindo
Tebal : 126 Hlm
Dalam cerita ini terdapat banyak pemain. Tetapi hanya ada tiga pemain utama, Mei Fung, Chen-Chen dan Angkoso. Mei Fung adalah seorang penyanyi kafe, Chen-Chen merupakan dokter yang juga pacar Mei Fung. Dan Angkoso adalah mahasiswa di sebuah Universitas Swasta di Surabaya.
Awal pertemuan Mei Fung dan Chen-Chen adalah saat Mei Fung sedang mengalami sakit yang parah. Ia batuk berdarah dan kepalanya pusing, awalnya ia tak mau pergi ke rumah sakit, tapi akhirnya ia memutuskan untuk mengetahui penyakit apa yang sedang ia alami. Mengetahui dirinya menjangkit gagal ginjal, ia sangat tercengang tapi ia seperti tak menghiraukan hal itu.
Saat Mei Fung sedang menyanyi di sebuah kafe, ternyata Chen-Chen juga berada di kafe tersebut. Chen-Chen menikmati lagu yang dibawakan Mei Fung karena itu adalah lagu kesukaannya. Setelah bernyanyi, Mei Fung beranjak ke bangku bar dan Chen-Chen berada disampingnya. Dimulai lah kedekatan mereka saat itu.
Hubungan mereka semakin dekat, sebagai seorang kekasih, Chen-Chen juga bertugas untuk merawat Mei Fung. Karena penyakit yang diderita Mei Fung cukup parah, dan ia harus cuci darah dalam beberapa bulan. Sampai akhirnya Chen-Chen berkata kepada Mei Fung agar ia melakukan tukar ginjal karena penyakit parahnya. Namun Mei Fung hanya terdiam.
Akan tetapi melakukan tukar ginjal itu tak semudah membalik tangan. Darah pasien dan si penyumbang harus sama, dan pasien harus dicek setiap hari untuk diperiksa apakah tubuh pasien menerima ginjal baru tersebut. Mei Fung dan Chen-Chen mendapatkan itu dari Angkoso yang bersedia memberikan ginjalnya dengan bayaran yang mahal.
Pertemuan Mei Fung, Chen-Chen dan Angkoso ketika mereka sedang makan di sebuah Mall di Jakarta. saat itu Angkoso sedang berlibur ke Jakarta karena ingin merasakan hal yang baru karena bosan akan kehidupan di Surabaya. Dan pertemuan mereka terjadi saat ketiganya makan di Mall tersebut.
Walaupun harga ginjal yang ditawarkan Angkoso tiga kali lebih mahal dari yang ditawarkan Chen-Chen, tapi menurut Angkoso harga yang diberikan jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran di luar negeri.
Tukar ginjal pun terjadi. Angkoso telah mendapat uang yang diinginkan, dan Mei Fung memiliki ginjal yang baru. Angkoso berlibur ke luar negeri yang memiliki penduduk tidak terlalu banyak dengan uang yang ia dapatkan, karena ia sangat suka ketenangan. Dan Mei Fung merasa lebih baik.
Setelah beberapa hari Mei Fung kembali marasakan penyakit yang sama. Chen-Chen sadar bahwa tubuh Mei Fung tidak menerima ginjal barunya, dan ia tidak sanggup untuk mengatakan hal itu kepadanya. Tapi Chen-Chen memberitahukan itu, dan Mei Fung pasrah dengan apa yang terjadi, karena dari awal ia memang sudah dengan kematian yang sebentar lagi menghampirinya.
Mei Fung kembali dengan kepasrahannya. Sampai akhirnya ia menembakkan kepalanya dengan pistol milik temannya saat ia sedang berkunjung. Ketika ajal sudah menjemput kita tidak bisa mengubahnya, baik itu mempercepat atau memperlambat. Yang bisa kita lakukan hanya berusaha dan pasrah karena manusia itu makhluk yang lemah.
0 Komentar