Ditampar Wanita



Seperti biasa setelah seharian mengejar narasumber untuk tugas berita aku langsung menonton film yang ada di laptop. Aku memang suka menonton film beberapa tahun ini. Karena malas untuk mengunduh film terbaru, aku hanya mengandalkan koleksi lama dari teman-teman lalu menyimpan di media peyimpanan.

Alasan lain tidak mau mengunduh film terbaru karena ingin menghargai pencipta. Walaupun mengambil via internet itu juga termaksud pembajakan, minimal aku tidak mencuri film terbaru. Mau gimana lagi, internet membuat semuanya menjadi lebih mudah. Sistem yang kurang ketat juga menjadikan penyebaran film di dunia maya berkembang pesat.

Kali ini adalah jatah film bersambung Korea dengan jumlah 18 episode. Aku selalu menonton sesuai aturan pertama kali menyalin dan abjad paling awal. Karena memang sudah terlanjur meminta dari teman, yasudah tonton saja. Menikmati film kan bukan berarti membenci salah satu aliran. Namanya penikmat, ya menikmati saja kerjaannya.

Film ini menceritakan seseorang yang menyesal karena tidak pernah bisa mengungkapkan perasaannya pada seorang wanita. Padahal mereka sudah kenal sejak kecil dan tahu kalau keduanya sama-sama suka. Akhirnya wanita itu menikahi pria lain dan si pria menyesali ini. Kemudian dia mendapat kesempatan untuk kembali ke masa lalu untuk memperbaki kejadian yang sudah fia lewati.

Di awal episode aku menikmati film ini. Tapi lama-kelamaan semakin bosan. Ceritanya sudah ketebak. Tapi aku penasaran ingin menyelesaikan sampai habis. Lalu ada adegan di mana si wanita menampar pria itu.

Adegan itu membawaku teringat pada peristiwa 10 tahun silam. Peristiwa saat aku ditampar oleh seorang wanita. Itu adalah tamparan pertama yang kuterima. Tamparan dari wanita itu sebenarnya tidak begitu sakit di pipi, tapi berpengaruh di hati.

Aku memang suka meledek wanita ini dengan teman-teman lain. Dia bisa dibilang cukup luwes dalam pergaulan. Wajahnya juga manis menurutku dan sangat cerewet. Karena tidak bisa diam itulah yang membuatku senang menggoda dia. Menggoda semua tingkah laku, omongan, dan segalanya.

Hingga akhirnya peristiwa itu tiba. Aku tidak tahu kenapa, tiba-tiba saja dia langsung datang menghampiriku yang sedang terdiam melihat teman meledeknya. Padahal saat itu aku tidak sedang semangat untuk gabung menjahili dia. Aku tidak ada bayangan bahwa dia datang padaku lalu melayangkan telapak tangan di pipi sebelah kiri.

Aku sempat protes kenapa dia melakukan itu. Sempat juga ingin membalas tapi tertahan karena tidak sanggup. Aku melihat dia dengan tatapan kesal. Karena melihat ekspresiku yang sangat berbeda, sepertinya dia tahu kalau aku tidak bersalah. Aku melihat ada tingkah seperti dia telah salah melampiaskan kekesalannya.

Aku merasa mungkin memang ini akibat karena aku terlalu jahil padanya. Setelah itu aku mulai sedikit bicara padanya. Kalau teman lain iseng padanya, aku hanya diam mengerjakan yang lain. Hampir seminggu aku tidak bicara dengannya, kecuali memang benar-benar sesuatu hal yang penting. Itu pun seperlunya.

Akhirnya aku merasa harus memecah ketegangan ini dengan sedikit bercanda. Tapi tetap saja aku merasa ada yang aneh. Mungkin karena masih kesal. Meski begitu aku tetap mencoba melupakan. Kami tetap berteman hingga lulus SMP.

Setelah itu aku hilang komunikasi dengannya. Sampai sekarang pun aku tidak pernah bertatap mata. Bahkan bicara melalui media sosial pun tidak. Di saat film Korea ini berlangsung aku hanya membayangkan kenapa peristiwa itu bisa terjadi. Kejadian yang sebenarnya sudah kucoba dilupa, namun memang susah untuk dihapus.
Previous
Next Post »
0 Komentar