Faktor Lepas Timor Timur yang Belum Terungkap

Oktober nanti tepat 20 tahun Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia. Mereka kemudian mengubah nama menjadi Timur Leste. Merdekanya daerah ini karena Tanah Air tidak bisa menjaga keamanan di sana baik dari dalam maupun luar.

Mengapa aku bisa katakan demikian? Buku Timor Timur the Untold Story menjelaskannya. Di situ diceritakan bagaimana masa-masa darurat sejak 70’an hingga Timor Timur akhirnya merdeka pada Oktober 1999.


Seorang jenderal purnawirawan bernama Kiki Syahnakri menuliskan pengabdiannya selama lebih dari 20 tahun di Tanah Lorosae dalam sebuah buku. Pada bab awal dia menceritakan awal karirnya setelah lulus dari akademi. Di situ Kiki mendapat tugas di Timor Timur. Di daerah itu pula kehidupannya dimulai. Mulai dari asmara hingga menghabiskan sepertiga karirnya di tentara.

The Untold Story bisa dikatakan tentang apa yang sebenarnya belum diketahui banyak orang. Kiki berkisah sejak pertama kali ditugaskan ke sana. Daerah tersebut terbagi antara dua, yaitu Lorosae ingin merdeka atau tetap bersama Indonesia.

Karena berada di Tanah Air, menjadi tugas tentara atau dulu disebut ABRI untuk mengamankan sebuah wilayah. Yang ingin bertahan atau disebut prointegrasi bergabung dengan tentara, sementara prokemerdekaan memilih jalannya sendiri. Mau tidak mau peperangan tidak bisa dihindari.

Terlepas dari itu, Kiki mencoba melakukan pendekatan lain agar Timor Timur tetap bersama Indonesia. Dia memilih persuasif dibandingkan kekerasan. Maka tidak heran ada beberapa lawan yang tertangkap terkadang membantu tentara.

Karena harus dekat dengan rakyat, Kiki harus sering bersosialisasi. Dalam buku ini dia sering kali datang pada acara adat sampai keagamaan meski berbeda keyakinan. Itu dia lakukan demi mencipatakan kesan tentara benar-benar melindungi bukan dengan cara kejam.

The Untold Story menulis secara rutut dari tahun ke tahun. Semua pengalaman hingga pembicaraan terkadang tertuang dalam buku ini. Semua kejadian, salah satunya suasana tentara saat menyusuri hutan mencari prokemerdekaan diceritakan secara rinci. Pembaca seakan-akan dibuat berada pada peristiwa itu.

Yang menarik dalam buku ini, ada tokoh-tokoh nasional yang masuk dalam peristiwa. Salah satunya adalah Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Subianto. Momen antara Kiki dengan Luhut tidak terlalu banyak ditulis. Dia malah membuat sub judul bersama Prabowo.

Buku ini memberi penegasan berjudul Berselisih Paham dengan Prabowo Subianto. Peristiwa itu terjadi pada 1995 saat Kolonel Prabowo yang menjadi Wakil Komandan Kopassus menjalankan operasi  khusus bernama Operasi Melati.

Perselihan terjadi karena Prabowo ingin membuat massa tandingan atas gejolak warga yang ingin ada otonomi khusus bagi Timor Timur. Kiki tentu menolak karena ini malah membuat konflik horizontal. Jika itu terjadi, Indonesia khususnya tentara kembali dicap melanggar hak asasi manusia (HAM).

Dia merasa apa yang telah dilakukan, yaitu mengalihkan perhatian warga dengan mengadakan acara rakyat lebih baik. Karena itulah Kiki menolak mentah-mentah.

“Saya mengetahui persis karakter Prabowo yang berkemauan keras, mudah emosinal, dan sukar dibantah keinginannya. Tapi, pada titik ini saya pun tidak boleh mengalah, apalagi membiarkan gagasan itu dilaksanakan,” halaman 198.

Dalam buku ini Kiki menerangkan bahwa salah satu penyebab Indonesia bisa melepaskan Timor Timur karena ada campur tangan Amerika dan Australia. Ditambah lagi mereka lebih dekat dengan media massa sehingga bisa membangun opini publik. kabar bohong terus diembus menyerang ABRI. Hingga akhirnya Lorosae merdeka.

Buku Timor Timur the Untold Story adalah bacaan yang Aku rekomendasikan. Seperti judulnya, ini adalah cerita yang tidak banyak dipublikasikan melalui media massa. Akan tetapi sejarah itu adalah pengalaman individu. Oleh karena itu, Kamu tidak hanya cukup membaca buku ini untuk mengetahui lebih dalam tentang Timor Timur.

Selamat membaca!

Previous
Next Post »
0 Komentar