Main Salju di India, Old Manali Hujan Salju Sepanjang Waktu

Bacaan sebelumnya klik di sini

Salju turun lebat
Aku terbangun pukul 07.00 dan bersiap melanjutkan perjalanan mengelilingi Old Mandala. Tirai jendela kubuka. Kekecewaan didapat. Cuaca semakin buruk.

Salju turun tidak mereda sejak semalam. Doaku untuk merasakan salju yang turun dari langit benar-benar diijabah. Bahkan berkali lipat. Entah ini adalah berkah atau bukan. Tapi seharusnya disyukuri karena sudah selamat sehat wal afiat.

Setelah mendapat beberapa informasi dari warga sekitar, Rohtang Pass sedang ditutup. Aku sedang salah tanggal karena beberapa waktu lalu di sana longsor. Kendaraan pun tak bisa lewat. Diprediksi tiga bulan lagi selesai diperbaiki.

Satu tempat yang menjadi tujuan utama batal. Solang Valley juga sepertinya tidak bisa hari ini. Kami disarankan tidak ke sana karena cuaca yang sedang buruk.

Akhirnya kami kembali jalan-jalan di tempat yang tidak jauh dari sebelumnya. Ada beberapa lokasi yang belum dijamah. Tapi kami butuh sarapan sebelum berangkat.

Prata dengan saus khas India
Lagi-lagi bukan nasi. Kami makan prata. Kali ini dengan saus sambal khas India. Rasanya sangat tidak cocok di lidah. Padahal aku berharap ini adalah rasa yang diterima otak.

Ternyata tidak. Rasanya asam. Bahkan tidak ada pedasnya. Persis seperti yogurt. Ya Tuhan! Aku sangat tidak kuat dengan rasa masakan di sini. Sekarang Aku sangat rindu dengan sayur asam, ikan teri, atau rendang.

India sangat berani memasukkan bumbu di masakannya. Tapi bukan penyedap, melainkan rempah. Dan yang paling tidak boleh terlewatkan adalah bawang mentah yang sudah diiris.

Aku kini trauma dengan dua bumbu masakan itu. Bahkan hingga sekarang. Beruntung Aku membawa sambal dalam kemasan. Inilah makanan rahasia yang sempat Aku singgung sebelumnya.

Sambal sungguh menjadi penyelamat. Seluruh makanan yang Aku pesan kini harus ditemani dengan sambal. Memang tidak seenak dengan sambal buatan sendiri. Tapi setidaknya cocok di lidah.

Sebenarnya Aku sempat membawa saus sambal. Tapi karena masih amatir, Aku membawa dalam bentuk botol. Dan itu dilarang dibawa ke pesawat. Akhirnya ditinggal di Tangerang.

Setelah makan, kami ke alun-alun lagi. Meski hujan salju deras, masih banyak pelancong di sini. Aku keliling sebentar karena mau membeli oleh-oleh. Hari ini adalah terakhir di Old Manali. Besok sudah harus keluar hotel dan beranjak ke Agra pada sore hari.

Sudah tahu apa yang akan dibeli, Aku beranjak ke tempat wisata yang akan dituju. Seperti biasa hanya ke candi. Tapi bukan candinya, tapi perjalanan ke sana. Karena suasana itu yang kami cari.

Aku menerabas hujan salju yang sangat deras. Pandangan sangat terbatas. Beruntung angin tidak kencang. Meski begitu, tetap terasa di tulang. Sarung tangan yang Aku bawa terlalu tipis. Beruntung motor sewaan kami mampu menerabas cuaca yang sangat dingin ini.

Perjalanan 15 menit terasa sangat lama karena cuaca yang buruk. Sampai di lokasi tidak ada apa-apa. Cuma candi tok. Aku dan Ali memanfaatkan salju yang sudah menebal saja. Aku lempar ke wajah agar terlihat dramatis. Fotonya ada di Instagram.

Kami melihat sebuah Gubuk. Terlihat beberapa orang mengelilingi sesuatu. Ternyata mereka sedang menghangatkan diri dengan kayu bakar.

Kudekati mereka yang terlihat sedang memutar sebatang rokok untuk berdamai-ramai. Aku mencoba mengakrabkan diri agar bisa masuk dalam satu lingkaran.

Beruntung mereka ramah. Aku tawari rokok dari Indonesia. Salah satu di antaranya mencium sebatang dari dalam bungkusan. “Baunya enak,” katanya. “Ya, ini cengkeh asli,” Aku menimpali sambil membanggakan rokok itu.

Orang yang mencium rokok itu lalu menawarkan rokok lintingan. “Mau ganja?” langsung kutolak. Sepertinya sih enak. Tapi Aku tidak tertarik.

Aku mengenakan peci khas India
Pukul 14.00 kami beranjak lagi ke alun-alun untuk membeli barang yang sudah dilirik sebelumnya. Aku belanja beberapa kain khas India. Terutama peci.

Pedagang di sini kebanyakan beragama Islam. Saat tahu satu agama, Aku dan Ali mendapat pelayanan yang ramah. Dan potongan harga tentunya. Begitu pula ketika membeli tiket bus.

Aku mau memastikan kepada penjual bahwa bus yang kami gunakan bagus. Kami tidak mau tertipu lagi. Tapi Aku yakin kendaraan kami layak karena dia terlihat ramah. Aku juga meminta nomor telepon jaga-jaga terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Maklum, dia tidak memberi tahu nomor plat bus.

Perjalanan hari ini memang tidak seseru dan seatraktif kemarin. Cuaca buruk menjadi penyebabnya. Malam hari pun hanya jalan di depan hotel tidak mengenakan jaket.

Aku mencoba mengetes apakah sudah layak menjadi warga sekitar. Ternyata cocok karena tidak biasa saja meski kalau angin bertiup terasa tertusuk.

Kami tidur agar cepat karena cukup lelah menerabas hujan salju. Ali tidak salah menyewa kamar karena cukup hangat. Dengan begitu kami bisa istirahat dengan maksimal. Aku berdoa semoga besok cerah. Amiinn

Bersambung…

Previous
Next Post »
0 Komentar